Dr. Erman Anom, MM.
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Esa Unggul, Jakarta
Universitas Esa Unggul, Jakarta
Demi mencegah kegagalan dalam mencapai
tujuan dari rumusan strategi yang sudah Anda disusun, sebaiknya kita
melihat bagian-bagian yang perlu dikomunikasikan dari strategi yang
dibuat. Bagian-bagian itu adalah kemana tujuan kita?, mengapa kita
kesana?, bagaimana kita bisa sampai disana?
Kata Kunci: Merancang, strategi komunikasi, memenangkan, pemilih dan kelompok
Pendahuluan
Salah satu tugas esensial
pemimpin adalah merancang strategi. Bila rancangan strategi itu sudah
jadi, tugas Anda belum selesai. Karena masih menanti tugas berikutnya
yaitu mengkomunikasikannya ke kelompok. Nah, bagaimana cara
mengkomunikasikannya dengan baik agar mendapatkan dukungan untuk
mencapai hasil? Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu Anda merancang
strategi komunikasi. Silahkan simak.
Strategi komunikasi adalah susunan
rancangan dan tindakan untuk mengkomunikasikan sesuatu agar bisa
diterima atau dilakukan oleh audience. Bisa juga dipahami sebagai
rancangan perpaduan penggunaan berbagai cara yang berbeda yang menyentuh
setiap perbedaan cara orang berpikir dan berperilaku dalam kelompok
agar bergerak mendukung Anda.
Misalnya begini, Anda dan sekelompok
kecil tim Anda sudah merancang sebuah strategi kampanye. Dan Anda
kemudian akan menyampaikan strategi ini kepada orang-orang dalam
kelompok yang lebih besar agar mereka bisa memahami dan mendukung Anda
menjalankan strategi itu. Nah disinilah kemampuan Anda sebagai komandan
komunikasi diuji langsung dalam pentas.
Jelas aktifitas ini bukan hanya sebuah
presentasi mengenai strategi Anda. Tetapi lebih jauh lagi adalah sebuah
upaya sistematis agar orang-orang mau percaya pada Anda, meletakkan
harapan pada Anda dan bergerak mengikuti pola-pola yang ditetapkan dalam
strategi yang sudah disusun itu agar mencapai hasil bersama secara
lebih efektif.
Pembahasan
Lantas, pernahkah Anda membayangkan bagaimana mengkomunikasikan strategi ?
Salah satu tujuan penting dari
mengkomunikasikan strategi adalah menantang setiap komponen kelompok
sehingga mereka bisa berpikir ’bagaimana caranya saya bisa
berkontribusi dalam strategi itu?’ Mengkomunikasikan strategi adalah
suatu proses yang terus menerus. Rumusan strategi ini tidak boleh
berhenti di meja perencanaan, Anda perlu mengkomunikasikannya secara
terstruktur dengan intensitas yang terukur kepada setiap komponen
kelompok yang Anda butuhkan.
Pernahkah Anda mengamati bahwa suatu
strategi yang dikomunikasikan dengan baik akan mencapai hasil yang luar
biasa baik? Sedangkan strategi yang dikomunikasikan dengan buruk akan
membuahkan hasil yang seadanya?
Mari kita coba membedahnya: mengapa
pencapaian tujuan dari pelaksanaan strategi itu ada yang sukses dan ada
yang gagal? Apakah strategi itu benar-benar dipahami? Apakah kemampuan
tim yang kurang? Apakah pucuk pimpinan sudah terus menerus memberikan
support dan memastikan langkah-langkah pencapaian strategi itu dilakukan
dengan baik?
Demi mencegah kegagalan dalam mencapai
tujuan dari rumusan strategi yang sudah Anda susun, sebaiknya kita
lihat bagian-bagian yang perlu dikomunikasikan dari strategi Anda.
Bagian-bagian itu adalah:
• Kemana tujuan kita?
• Mengapa kita kesana?
• Bagaimana kita bisa sampai disana?
Mengkomunikasikan ’Tujuan’
Jika Anda tidak mengetahui kemana
arah tujuan Anda, bisa jadi Anda kecewa dengan pencapaian Anda. Atau
bahkan Anda tidak tahu sudah mencapai tujuan atau belum. Dan lebih
celaka lagi Anda tidak mengerti seberapa jauh atau dekat tujuan Anda.
Ok, semoga Anda sudah mematok suatu
tujuan. Bila tujuan itu bisa Anda capai sendiri tanpa bantuan orang lain
dalam organisasi Anda, mungkin sebaiknya tidak perlu teruskan membaca
tulisan ini. Tetapi apa gunanya Anda sebagai Leader bila tidak berbagi
tujuan dengan tim dan kelompok Anda? Apakah orang-orang akan
berkontribusi secara optimal bila tidak mengetahui arah tujuan? Baiklah,
Anda perlu mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam tim dan
kelompok Anda. Lantas, bagaimana Anda mengkomunikasikannya?
Mari kita gunakan contoh. Kita ambil
salah satu visi yang cukup sederhana dan ringkas, misalnya visi Sumbawa
Barat: ”mewujudkan pemerintahan Sumbawa Barat yang Mandiri, Akuntabel,
Terbuka, beriman dan mendapatkan dukungan penuh dari rakyat.” Mari kita
coba elaborasi: apakah dengan visi ini bisa menggerakkan seluruh atau
setidaknya sebagian besar anggota kelompok untuk berjuang dengan senang
hati dan sadar diri untuk bersama-sama mewujudkan visi ini?
Visi adalah sebuah pernyataan ujuan.
Tetapi pernyataan visi (jangka panjang) malahan, pada kenyataannya,
jarang memberikan arah/tujuan yang bisa dipahami dan diingat dengan
mudah oleh seluruh anggota kelompok masyarakat dan bahkan tidak juga
mudah dipahami oleh unit terkecil dari kelompok itu (birokrat itu
sendiri). Lagipula, visi yang generalis dan jangka panjang seperti ini,
meskipun dituliskan ringkas dan dengan kata-kata yang sederhana,
nyatanya tidak selalu bisa memberikan energi dan membangkitkan semangat
pada seluruh komponen kelompok besar.
Karena itulah seorang leader perlu
memikirkan alternatif lain yang lebih terukur, lebih bisa dipahami ”bisa
dicapai”. Misalnya, seorang Leader sebaiknya membuat pernyataan: ”Dalam
lima tahun kedepan, kita sudah harus menjadi kabupaten yang paling
berhasil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat petani.”
Kalimat tujuan itu lebih mudah
dipahami. Kalimat itu terstruktur, memiliki target obyek, memiliki time
frame, dan memiliki nuansa kepedulian dalam skala kelompok besar. Bila
seorang Leader menyampaikan kalimat tujuan seperti itu, maka bisa
diharapkan seluruh komponen kelompok memahami dengan mudah dan
mengetahui dimana dia bisa berkontribusi. Dengan cara ini, seorang
Leader malahan membuka akses bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam
memastikan ketercapaiannya.
Benar bahwa organisasi membutuhkan
tujuan jangka panjang. Tetapi bila Leader hanya terus menerus
mengkomunikasikan tujuan jangka panjang tanpa memberikan target-target
yang bisa dicapai dalam waktu tertentu, maka selama itu pula orang-orang
akan jatuh bermimpi bersama Anda. Karena pada kenyataannya tidak ada
tantangan tujuan yang terukur yang perlu dicapai, dan semua orang
beranggapan tujuannya masih sangat panjaaaaang. Semakin panjang semakin
lemaslah semangat orang-orang untuk mewujudkan tujuan itu.
Dengan membuat tujuan itu terukur,
nyata dan bisa dibayangkan, Anda sudah memberikan kesempatan pada
orang-orang untuk merasakan tujuan itu, meskipun masih dalam bayangan,
tetapi yang jelas bahwa Anda telah menyalakan semangat dan kemauan untuk
mewujudkan tujuan. Dengan munculnya semangat dan kemauan ini, akan
mengembangkan potensi energi yang tersedia, memunculkan dukungan dan
kontribusi dari orang-orang demi mendukung terwujudnya tujuan itu.
Mari kita sederhanakan, pilih satu dari dua ini:
• Si A menawarkan visi dan misi yang luar biasa bagus, yang bisa dicapai entah kapan-kapan.
• Si B menawarkan masa depan yang lebih baik, yang bisa dicapai dalam lima tahun.
Kira-kira orang-orang akan lebih menyukai pesan yang mana?
berubah’. Mengapa yang pertama adalah
hal yang penting bagi orang-orang. Daripada pernyataan visi dan misi,
dengan memiliki alasan tujuan dan mengerti alasan itu, orang-orang akan
memberikan aksi yang lebih besar untuk mendukung tercapainya tujuan itu.
Maka, pemimpin tidak hanya sekedar membuat pernyataan visi misi namun
juga sekaligus menekankan pada ’alasan’ mengapa tujuan itu penting.
Dengan pernyataan mengenai alasan dan membangun kesepemahaman
orang-orang atas pentingnya alasan itu, orang-orang akan bergerak
mengikuti arah tujuan yang ditentukan. Pikirkan hal ini: ini adalah
nilai dan rasa betapa penting tercapainya tujuan.
Bukan sekedar pentingnya Anda
mendapatkan kesempatan memaparkan visi misi, tetapi jauh lebih penting
adalah bahwa Anda perlu memastikan orang-orang mengerti alasan yang kuat
dibalik terwujudnya visi misi itu.
Dengan memaparkan sekedar visi misi,
Anda telah membuka pikiran orang lain untuk menyetujui atau menolak.
Tetapi dengan mengedepankan alasan-alasan kuat mengapa Anda merumuskan
suatu tujuan, Anda telah membuka hati dan tekad orang lain untuk bersama
Anda.
Bayangkan, bahwa begitu banyak upaya
komunikasi atau kampanye gagal karena difokuskan pada nalar-pikiran
orang-orang. Jelas, ini dikarenakan pada dasarnya orang-orang bisa
sangat idealis di tingkat pikiran, dan bahkan akan menimbulkan
perdebatan. Orang-orang tidak ingin kelihatan bodoh atau tidak paham
karena Anda menyampaikan pesan-pesan yang penuh logika kebenaran.
Tetapi orang-orang tidak akan menjadi
begitu idealis di tingkat rasa. Maka, Anda perlu mengkomunikasikan
tujuan beserta alasan-alasannya. Mengapa ‘alasan’? Karena alasan adalah
fakta. Fakta yang diketahui dan dirasakan oleh kelompok. Dengan
memaparkan alasan-alasan (senses of purpose), Anda tidak sekedar meminta
orang-orang untuk berpikir kebenaran tujuan Anda, tetapi sekaligus
menyentuh emosi mereka dan memotivasi mereka untuk bersama Anda membakar
semangat mencapai tujuan itu.
’Mengapa’ yang kedua adalah seringkali
mengenai ‘perubahan. Mengapa perlu menjelaskan ’perubahan’ ? jawaban
bisa ditemukan di pertanyaan berikut ini ”Apa yang akan terjadi bila
kita terus menerus seperti ini?”
Atau pertanyaan seperti berikut ini
”Apa yang akan terjadi bila, kita tidak merubah cara kita melayani
masyarakat? Apa yang akan terjadi bila pendidikan terus menerus
dikesampingkan? Apa yang akan terjadi bila anak-anak muda kita tidak
disediakan lapangan kerja seperti sekarang ini?”
Atau pertanyaan ini: ”Mengapa kita
tidak pernah membimbing masyarakat untuk memperbaiki nasibnya sendiri?
Apakah kita akan mempertahankan pemerintah yang sibuk dengan dirinya
sendiri sehingga melupakan rakyatnya?”
Contoh-contoh diatas adalah cara untuk
mengkomunikasikan ’mengapa’ strategi Anda layak dipilih. Anda tidak
sekedar mengkomunikasikan ’kemana’ arah tujuan tetapi sekaligus
membangun ’investasi emosional orang-orang’. Orang-orang meletakkan
nasib diri mereka dalam situasi yang sangat serius untuk
dipertimbangkan, karena itulah mereka layak untuk diberikan harapan yang
jelas.
Jangan lupa, bahwa orang-orang lebih
imaginative dalam menangkap pesan Anda. Meskipun orang-orang lebih
menilai fakta, tetapi mereka berharap pada imaginasi. Jadi bagaimana
mengkomunikasikan ’mengapa’ adalah dengan memperkuat fakta sebagai
alasan dan tentukan tujuan sebagai investasi emosi.
Mengkomunikasikan ’Bagaimana’
Kita sudah mengetahui kemana tujuan
kita, jelas dan terukur. Kita mengetahui mengapa kita akan mengarah
kesana. Tetapi bagaimana caranya kita bisa mencapai kesana? Bagaimana
peta jalan kita sehingga bisa mencapai kesana?
Mengkomunikasikan ’bagaimana’ adalah
bukan mempresentasikan tujuan akhir, tetapi mempresentasikan bagaimana
cara agar bisa mencapai tujuan itu. Maka aktifitas komunikasi Anda perlu
dibuat struktur sedemikian rupa sehingga membangun kesadaran
orang-orang dalam kelompok bahwa: Anda benar. Tim yang membantu Anda
menyusun konsep-konsep komunikasi sebaiknya memiliki pemahaman akan
psikologi massa dalam beberapa level demografis-psikografis.
Misalnya begini, bahwa Anda dan tim
sudah merancang muatan pesan komunikasi. Tetapi, kemudian muatan pesan
itu perlu dikomunikasikan kepada orang-orang dalam kelompok-kelompok
yang berbeda. Dengan pemahaman psikologi komunikasi massa, kelompok yang
berbeda secara demografis atau psikografis itu menangkap pesan dengan
cara yang berbeda. Maka, sia-sialah bila Anda merumuskan strategi
komunikasi yang sama untuk semua tipe kelompok.
Gunakan contoh pengalaman Anda
sendiri, misalnya: Anda sering dengar iklan asuransi, Anda bahkan pernah
memperhatikan dengan serius seorang salesman mempresentasikan suatu
produk asuransi. Dan kemudian dalam pikiran Anda mengatakan bahwa, ya ya
ya, saya perlu asuransi, itu masuk akal dan semua orang butuh asuransi.
Anda mulai mencari-cari produk asuransi yang cocok. Tetapi kemudian
Anda memutuskan membeli asuransi dari sales yang teman Anda sendiri
bukan?
Mengkomunikasikan ‘Mengapa’
Ada dua ‘mengapa’ yang perlu
dikomunikasikan, pertama yaitu ‘alasan tujuan’ dan ‘mengapa berubah’.
Mengapa yang pertama adalah hal yang penting bagi orang-orang. Daripada
pernyataan visi dan misi, dengan memiliki alasan tujuan dan mengerti
alasan itu, orang-orang akan memberikan aksi yang lebih besar untuk
mendukung tercapainya tujuan itu. Maka, pemimpin tidak hanya sekedar
membuat pernyataan visi misi namun juga sekaligus menekankan pada
’alasan’ mengapa tujuan itu penting. Dengan pernyataan mengenai alasan
dan membangun kesepemahaman orang-orang atas pentingnya alasan itu,
orang-orang akan bergerak mengikuti arah tujuan yang ditentukan.
Pikirkan hal ini: ini adalah nilai dan rasa betapa penting tercapainya
tujuan.
Bukan sekedar pentingnya Anda
mendapatkan kesempatan memaparkan visi misi, tetapi jauh lebih penting
adalah bahwa Anda perlu memastikan orang-orang mengerti alasan yang kuat
dibalik terwujudnya visi misi itu.
Dengan memaparkan sekedar visi misi,
Anda telah membuka pikiran orang lain untuk menyetujui atau menolak.
Tetapi dengan mengedepankan alasan-alasan kuat mengapa Anda merumuskan
suatu tujuan, Anda telah membuka hati dan tekad orang lain untuk bersama
Anda.
Bayangkan, bahwa begitu banyak upaya
komunikasi atau kampanye gagal karena difokuskan pada nalar-pikiran
orang-orang. Jelas, ini dikarenakan pada dasarnya orang-orang bisa
sangat idealis di tingkat pikiran, dan bahkan akan menimbulkan
perdebatan. Orang-orang tidak ingin kelihatan bodoh atau tidak paham
karena Anda menyampaikan pesan-pesan yang penuh logika kebenaran.
Tetapi orang-orang tidak akan menjadi
begitu idealis di tingkat rasa. Maka, Anda perlu mengkomunikasikan
tujuan beserta alasan-alasannya. Mengapa ‘alasan’? Karena alasan adalah
fakta. Fakta yang diketahui dan dirasakan oleh kelompok. Dengan
memaparkan alasan-alasan (senses of purpose), Anda tidak sekedar meminta
orang-orang untuk berpikir kebenaran tujuan Anda, tetapi sekaligus
menyentuh emosi mereka dan memotivasi mereka untuk bersama Anda membakar
semangat mencapai tujuan itu.
’Mengapa’ yang kedua adalah seringkali
mengenai ‘perubahan. Mengapa perlu menjelaskan ’perubahan’ ? jawaban
bisa ditemukan di pertanyaan berikut ini ”Apa yang akan terjadi bila
kita terus menerus seperti ini?”
Atau pertanyaan seperti berikut ini
”Apa yang akan terjadi bila, kita tidak merubah cara kita melayani
masyarakat? Apa yang akan terjadi bila pendidikan terus menerus
dikesampingkan? Apa yang akan terjadi bila anak-anak muda kita tidak
disediakan lapangan kerja seperti sekarang ini?”
Atau pertanyaan ini: ”Mengapa kita
tidak pernah membimbing masyarakat untuk memperbaiki nasibnya sendiri?
Apakah kita akan mempertahankan pemerintah yang sibuk dengan dirinya
sendiri sehingga melupakan rakyatnya?”
Contoh-contoh diatas adalah cara untuk
mengkomunikasikan ’mengapa’ strategi Anda layak dipilih. Anda tidak
sekedar mengkomunikasikan ’kemana’ arah tujuan tetapi sekaligus
membangun ’investasi emosional orang-orang’. Orang-orang meletakkan
nasib diri mereka dalam situasi yang sangat serius untuk
dipertimbangkan, karena itulah mereka layak untuk diberikan harapan yang
jelas.
Jangan lupa, bahwa orang-orang lebih
imaginative dalam menangkap pesan Anda. Meskipun orang-orang lebih
menilai fakta, tetapi mereka berharap pada imaginasi. Jadi bagaimana
mengkomunikasikan ’mengapa’ adalah dengan memperkuat fakta sebagai
alasan dan tentukan tujuan sebagai investasi emosi.
Kita sudah mengetahui kemana tujuan
kita, jelas dan terukur. Kita mengetahui mengapa kita akan mengarah
kesana. Tetapi bagaimana caranya kita bisa mencapai kesana? Bagaimana
peta jalan kita sehingga bisa mencapai kesana?
Mengkomunikasikan ’bagaimana’ adalah
bukan mempresentasikan tujuan akhir, tetapi mempresentasikan bagaimana
cara agar bisa mencapai tujuan itu. Maka aktifitas komunikasi Anda perlu
dibuat struktur sedemikian rupa sehingga membangun kesadaran
orang-orang dalam kelompok bahwa: Anda benar. Tim yang membantu Anda
menyusun konsep-konsep komunikasi sebaiknya memiliki pemahaman akan
psikologi massa dalam beberapa level demografis-psikografis.
Misalnya begini, bahwa Anda dan tim
sudah merancang muatan pesan komunikasi. Tetapi, kemudian muatan pesan
itu perlu dikomunikasikan kepada orang-orang dalam kelompok-kelompok
yang berbeda. Dengan pemahaman psikologi komunikasi massa, kelompok yang
berbeda secara demografis atau psikografis itu menangkap pesan dengan
cara yang berbeda. Maka, sia-sialah bila Anda merumuskan strategi
komunikasi yang sama untuk semua tipe kelompok.
Gunakan contoh pengalaman Anda
sendiri, misalnya: Anda sering dengar iklan asuransi, Anda bahkan pernah
memperhatikan dengan serius seorang salesman mempresentasikan suatu
produk asuransi. Dan kemudian dalam pikiran Anda mengatakan bahwa, ya ya
ya, saya perlu asuransi, itu masuk akal dan semua orang butuh asuransi.
Anda mulai mencari-cari produk asuransi yang cocok. Tetapi kemudian
Anda memutuskan membeli asuransi dari sales yang teman Anda sendiri
bukan?
Anda membutuhkan rancangan kemasan
pesan yang berbeda untuk tipe kelompok yang berbeda
demografis-psikografisnya. Kebiasaan menyerap informasi atau
gaya-perilaku merekalah yang mengakibatkan pesan Anda walaupun ’diterima
masuk akal’ tetapi bisa tidak disukai. Muatan pesan itu akan terbuang
percuma, karena tidak ’disukai’ oleh golongan perilaku yang berbeda.
Dengan pemahaman ini, maka membangkitkan rasa suka akan kelompok
tertentu bisa jadi jauh lebih penting daripada memborbardir mereka
dengan pesan-pesan logic.
Rasa suka, bisa dibangkitkan mulai
dari first impression sampai ke closing powerful message. Bagaimana
kemudian mengejawantahkan pemahaman ini dalam proses-proses
mengkomunikasikan strategi Anda? Anda memerlukan sebuah peta jalan yang
Anda dan tim untuk mencapai tujuan dengan memantau kemajuan dan halangan
yang mungkin terjadi selama proses mengkomunikasikan strategi.
Kesimpulan
Untuk mendeskripsikan ’peta jalan’,
lebih mudah digunakan skema sebab akibat. Semacam framework untuk
mempermudah kesepemahaman bersama dari seluruh kelompok. Peta jalan ini
bisa dengan mudah dilengkapi dengan faktor-faktor lain yang perlu
ditambahkan sesuai dengan jenis-jenis kelompok yang Anda hadapi.
Misalnya: memaparkan keadaan (fakta) saat ini, menunjukkan area mana
yang menjadi concern kelompok dan Anda sendiri, menyampaikan keadaan
masa depan yang bisa dicapai dalam waktu yang terukur, menyampaikan pra
kondisi yang perlu dilakukan saat sekarang dan diwaktu-waktu tertentu,
menyediakan ruang bagi kelompok untuk ikut berkontribusi.
Komunikasi strategi sebuah bentuk
komunikasi biasa. Tetapi berorientasi pada perlakuan orang-orang karena
memiliki kebiasaan dan cara pandang yang berbeda. Anda dengan mudah bisa
mendengar dari cara mereka berbicara, melihat dari cara mereka
berperilaku, menilai dari kebiasaan mereka. Karena itu cara
mengkomunikasikan pesan Anda juga sebaiknya berbeda.
Diluar komunikasi strategi, ada
aktivitas lain dari kedua pihak untuk saling mempengaruhi. Tujuan
aktivitas ini adalah agar satu pihak terpengaruh dan mau menerima apa
yang menjadi keinginan pihak lain. Aktivitas ini dikenal dengan istilah
lobbying. Lobbying merupakan bagian dari proses negosiasi yang tidak
terpisahkan. Karena, untuk mencapai hasil kesepakatan dalam negosiasi,
melobby ini ternyata lebih efektif meskipun terkadang cara yang mereka
lakukan tidak bermoral.
Daftar Pustaka
Dwi Sunur Prasetyono. 2007. Seni Kreatif Lobi & Negosiasi. Jokyakarta. Tnink
Edward De Bono. 1991. Berpikir Lateral sebuah buku Teks Kreativitas. Jakarta. Erlangga.
Jurgen Habermas. Rasio dan Rasionalisasi Masyarakat. Jokyakarta. Kreasi Wacana.
More Article Di Sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar